Mawan

Memayu Hayuning Bawana

Ayo Ikut Pendidikan Guru Penggerak

- Posted in Guru Penggerak by

enter image description here Modul 1.1 diakhiri dengan membuat semacam kesimpulan yang dikemas dalam bentuk vidéo. Karena saya agak kurang paham seperti apa bentuk produk yang diharapkan (apakah berupa téks kesimpulan, ataukah pemahaman yang dibuktikan dengan vidéo yang menggambarkan perubahan aktivitas guru di kelas setelah mengikuti pembelajaran modul 1.1), maka saya mencoba mencari inspirasi di Youtube. Saya ketik keywords: "Modul 1.1.a.8 Konéksi Antar Materi". Dan... Boom... Banyak sekali vidéo contoh dari kakak kelas angkatan 1 sampai 6. Hahaha... Kata yang kepépét deadline tanggal 8 Novémber: "Tinggal disalin kalimatnya." Tapi tentu saja CGP (Calon Guru Penggerak) tidak akan melakukan copas seperti itu, karena CGP adalah guru-guru terpilih dan pastinya jauh dari plagiat. Tugas-tugas disesuaikan dengan diri sendiri dan pengalaman di lingkungan masing-masing.

Jadi, kata siapa ikut pendidikan CGP itu berat?
Belajarnya daring (online). Tugas-tugas bisa dikerjakan di waktu senggang, misalkan menjelang Subuh atau malam setelah pulang kerja. PGP (Pendidikan Guru Penggerak) sama sekali tidak membuat CGP meninggalkan tugas pokoknya yaitu mengajar di kelas, kecuali ketika lokakarya yang diadakan hari Sabtu. Itu pun tidak setiap pekan ada lokakarya.

Kiat Mengikuti PGP

  1. Pahami baik-baik apa itu Instruktur, Fasilitator, Pengajar Praktik, dan Admin Server. Instruktur bisa dibayangkan sebagai dosen pada kuliah umum daring. Di bawahnya ada Fasilitator yang dibantu beberapa Pengajar Praktik (PP). Dua pejabat ini yang setiap hari ditemui oleh CGP di grup WhatsApp. Ada yang menyebut Fasilitator adalah Angkatan Udara, dan PP adalah Angkatan Darat. Mungkin karena Fasilitator bertemu hanya di Google Meet, sedangkan PP biasanya adalah guru yang lokasinya masih sekota dengan CGP, sehingga di lokakarya, CGP akan bertemu dengan PP secara tatap muka di dalam kelas. Bisa dibayangkan PP adalah dosen pembimbing skripsi. Posisi Fasilitator ada di antara Instruktur dan PP. Saya agak kesulitan mencari perumpamaan untuk Fasilitator. Yang jelas, di LMS Moodle, Fasilitator jabatannya adalah Teacher, dan PP adalah Non-editing teacher.
  2. WhatsApp adalah sarana komunikasi utama antara CGP dengan Pengajar Praktik (PP) dan Fasilitator. Begitu pentingnya grup WA, maka sesibuk apapun CGP, usahakan selalu melihat grup WA minimal 2 kali sehari. Bila perlu, grup disematkan (pinned) agar selalu ada di atas.
  3. Semua materi dan tugas ada di LMS berbasis Moodle. Karena itulah, CGP yang baru memulai pendidikan (baru menempuh Modul 1) wajib memahami peta LMS dan semua fitur-fiturnya. Luangkan waktu untuk menjelajahi setiap menu / setiap tautan yang tersedia. Jangan khawatir "salah pencét". Menu-menu yang belum bisa diaksés akan di-disable sehingga aman. Bila CGP pernah memakai LMS Moodle di sekolahnya, maka pengalaman ini bisa menjadi bekal tambahan untuk lebih memahami penggunaan LMS PGP.
  4. Pastikan semua aktivitas telah berlabel hijau dan ada tulisan "Done". Bila masih abu-abu dan ada tulisan "To do", artinya ada yang belum dikerjakan. Misalkan: "To do: Make a submission" berarti CGP belum menuntaskan aktivitas mengunggah tugas ke LMS.
  5. Jangan ragu menghubungi PP secara japri. PP seperti "dokter pribadi" atau "konsultan" yang disediakan gratis oleh pemerintah untuk CGP. Manfaatkan! Terlalu banyak bertanya atau berpendapat di "grup besar" memunculkan kesan kurang baik. Bisa mengesankan bodoh, bisa juga mengesankan sok tahu. Bertanya langsung ke Fasilitator juga kurang baik karena melangkahi PP. Bila kita bertanya secara japri ke PP, mungkin PP diam-diam akan meneruskan pertanyaan itu ke Fasilitator. Bertanya di "grup kecil" yang anggotanya hanya CGP dan PP juga baik. Tapi saya tetap lebih suka bertanya secara japri.
  6. Di setiap sesi pembelajaran, ada kegiatan bernama "Eksplorasi Konsep". Agar sekali merengkuh dayung, dua, tiga pulau terlampaui, maka sambil membaca materi, kita catat poin-poin pentingnya. Mirip merangkum. Ini kelak akan dipakai untuk kegiatan-kegiatan berikutnya, misalkan mengunggah hasil Demonstrasi Kontekstual dan tugas mengunggah kesimpulan / refleksi modul.
  7. Hampir setiap hari di grup WhatsApp, ada pengumuman apa yang harus dikerjakan hari ini. Jangan bekerja setelah diminta, dan jangan sampai nama kita disebut di grup sebagai CGP yang belum mengerjakan tugas yang telah masuk deadline. Bila ada waktu senggang, coba amati dan pelajari tugas-tugas sepekan ke depan. Yang bisa dikerjakan sekarang, maka kerjakanlah. Bila belum bisa diunggah ke LMS (karena masih dikunci), maka simpan dulu di laptop. Mengapa harus melakukan persiapan seperti ini? Karena tidak ada jaminan bahwa hari-hari ke depan kita akan punya waktu. Mungkin ada kegiatan dadakan yang menguras waktu seharian, atau malah mungkin kita jatuh sakit.

"Berat atau ringan, adalah buah dari sikap dan pikiran kita. Pekerjaan besar yang dicicil setiap hari dan dilakukan dengan senang, maka pekerjaan itu akan terasa ringan. Sebaliknya, pekerjaan sepele tapi dibiarkan menumpuk dan dianggap beban sehingga kita melakukannya secara terpaksa, maka pekerjaan ini akan terasa berat." (Mawan).

Sekian dulu tulisan ini. Insya Allah akan di-update bila ada hal-hal baru yang perlu saya sampaikan.

Ada yang bilang, Guru Penggerak akan hilang bila ganti Menteri. Menurut saya, ini tidak benar. PGP adalah program peningkatan kualitas guru yang paling éféktif, paling irit biaya, dan bisa dilakukan massal. PGP angkatan-angkatan awal mungkin agak méwah karena dilakukan di hotél, tapi PGP sekarang dilakukan melalui LMS dan lokakarya dilakukan di sekolah terdekat. Mungkin ke depan, inilah program yang paling dipertahankan. Apa lagi sekarang di tiap provinsi telah dibangun BGP (Balai Guru Penggerak).

Ayo bapak/ibu yang belum menjadi CGP / belum ikut PGP. Segera mendaftar di angkatan 11. Kita tingkatkan kualitas diri kita sendiri, untuk pendidikan di Indonésia.

Mari bergerak dan berdampak.

Mawan A. Nugroho.
CGP Angkatan 7 > Banten > Kota Tangerang.