Mawan

Memayu Hayuning Bawana

Orang Kota dan Orang Desa

- Posted in Opini by

Orang-orang melanjutkan kehidupan mereka di daerah kumuh di rel kereta api saat kereta komuter melintas pada 12 Desember 2013 di Kolkata, India.

Penduduk di kota-kota besar seringkali memiliki stereotipe negatif yang terkait dengan perilaku kasar, individualis, dan tidak sopan. Mereka seringkali dianggap kurang peduli dengan orang lain dan lebih fokus pada diri sendiri. Namun, ini bukanlah karakteristik yang melekat pada semua orang yang tinggal di kota besar, dan terdapat berbagai faktor yang dapat memengaruhi perilaku masyarakat perkotaan.

Salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku orang di kota-kota besar adalah tekanan hidup yang tinggi. Kehidupan di kota besar seringkali sangat kompetitif dan sibuk, dan orang sering merasa tertekan untuk sukses dalam pekerjaan dan kehidupan pribadi mereka. Tekanan ini dapat menyebabkan orang menjadi mudah tersinggung, tidak sabar, dan cenderung menjadi kasar dalam interaksi sosial.

Selain itu, kepadatan penduduk yang tinggi dan kebutuhan untuk berinteraksi dengan banyak orang mungkin dapat memengaruhi cara orang memandang orang lain. Banyak orang yang tinggal di kota besar merasa lebih nyaman memperlakukan orang lain secara individualistis, dengan fokus pada diri sendiri dan kebutuhan mereka sendiri. Ini dapat menyebabkan perilaku yang tidak sopan, seperti tidak memperhatikan atau mengabaikan kebutuhan orang lain, serta meremehkan nilai kerja sama dan kebersamaan.

Stereotipe ini juga bisa dipengaruhi oleh kurangnya interaksi sosial yang signifikan di antara orang-orang yang tinggal di kota besar. Orang yang sibuk dengan pekerjaan dan aktivitas pribadi mungkin memiliki sedikit waktu untuk berinteraksi dengan orang lain dan dapat kehilangan kepekaan terhadap kebutuhan sosial dan psikologis orang lain. Ini bisa menyebabkan mereka menjadi kurang sopan dan peduli terhadap orang lain.

Namun, penting untuk diingat bahwa tidak semua orang di kota besar bersikap kasar, individualis, dan tidak sopan. Ada banyak orang yang tinggal di kota besar yang memiliki sikap yang positif dan memperlihatkan perhatian dan kepedulian terhadap orang lain. Selain itu, ada juga banyak faktor positif yang memengaruhi sikap orang di kota besar, seperti keanekaragaman budaya dan kesempatan untuk bertemu dengan orang-orang dari latar belakang yang berbeda.

Dalam kesimpulannya, ada berbagai faktor yang mempengaruhi perilaku masyarakat di kota besar, termasuk tekanan hidup yang tinggi, kepadatan penduduk yang tinggi, serta kurangnya interaksi sosial. Meskipun stereotipe negatif tentang orang di kota besar seringkali dipengaruhi oleh perilaku kasar, individualis, dan tidak sopan, kita tidak boleh menggeneralisasikan dan menganggap semua orang di kota besar seperti itu.

Faktor-Faktor Penyebab

Beberapa faktor yang mungkin dapat menjelaskan mengapa orang cenderung kasar dan tidak sopan di kota besar adalah:

  1. Tekanan hidup yang tinggi: Kehidupan di kota besar seringkali berjalan dengan cepat dan kompetitif. Orang sering merasa tertekan untuk berhasil dalam pekerjaan dan kehidupan pribadi mereka. Tekanan ini dapat menyebabkan orang merasa frustrasi, cemas, dan tidak sabar. Hal ini bisa menyebabkan mereka lebih mudah marah dan kurang sabar terhadap orang lain.
  2. Kepadatan penduduk: Kepadatan penduduk yang tinggi di kota besar bisa membuat orang merasa tidak nyaman dan mudah terganggu. Kepadatan penduduk yang tinggi juga bisa menyebabkan kemacetan, waktu yang lebih lama untuk melakukan perjalanan, serta antrean panjang dan ramai di tempat-tempat umum seperti stasiun, pasar, atau pusat perbelanjaan. Hal ini bisa menyebabkan orang menjadi mudah marah dan kurang sabar, dan dapat meningkatkan tingkat ketegangan di antara masyarakat.
  3. Kebanyakan orang asing: Kota besar seringkali menjadi tujuan bagi banyak orang yang berasal dari berbagai daerah dan budaya yang berbeda. Hal ini bisa memperburuk masalah komunikasi dan kesalahpahaman di antara orang-orang yang tidak saling mengenal. Bahkan, orang-orang yang sama-sama hidup di kota besar tetapi berasal dari latar belakang budaya yang berbeda mungkin mengalami kesulitan dalam berinteraksi satu sama lain.
  4. Kurangnya interaksi sosial: Meskipun kota besar seringkali dipenuhi dengan orang, kurangnya interaksi sosial dapat menyebabkan orang menjadi lebih kasar dan kurang sopan. Misalnya, orang yang selalu sibuk dengan pekerjaan atau hanya terus-menerus menatap layar gadget mungkin kehilangan kesempatan untuk berinteraksi dengan orang lain secara langsung. Hal ini bisa membuat orang kurang sensitif terhadap kebutuhan orang lain atau kurang peka terhadap situasi sosial yang berbeda.

Namun, penting untuk diingat bahwa tidak semua orang di kota besar kasar atau tidak sopan. Ada banyak orang baik dan sopan yang hidup di kota besar. Jadi, kesimpulannya, lingkungan sosial dan tekanan hidup yang tinggi mungkin menjadi faktor yang mempengaruhi perilaku orang di kota besar, tetapi kita tidak boleh generalisasi dan menganggap semua orang di kota besar seperti itu.